Kasusbenda asing di hidung sering ditemui oleh dokter di pelayanan kesehatan primer. Kasus ini paling sering dialami oleh anak dan balita. Terdapat dua jenis benda asing, yaitu benda hidup (organik) dan benda mati (anorganik). No. ICD-10 : T17.1 Foreign body in nostril . Tingkat Kemampuan : 4A . Hasil Anamnesis (Subjective) Keluhan c Bahwa nama-nama tercantum di bawah ini dianggap cakap dan mampu sebagai Tim Revisi PLK Mengingat: 1. AD dan ART PERDOSKI 2. Buku Kompendium 3. KONAS PERDOSKI XIV Bandung 2014 4. Renstra PERDOSKI 2014-2017 5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Primer. matagw ada titik merah kaya darah bulet gitu kyk kena benda asing di putih2 nya .. gimana cara ngilanginnya ya ?? apa ini sama kyk sakit mata biasa ? obat nya apa sama kyk sakit mata biasa ? kira2' klo pake obat tetes bisa sembuh dan ilang gak ya ?? pliss help me :psad: KodeICD 10 (H00 - H95) Kode ICD 10 H00 - H95 H00.0: Infestasi parasit kelopak mata pada penyakit diklasifikasikan di tempat lain: H03.1: Saldo ( old ) benda asing berikut menembus luka orbit: H05.8: Gangguan lain dari orbit: H05.9: Gangguan orbit , tidak spesifik: H06.0: cordis deafness decubitus rekam medis - rsi "ibnu sina" pekanbaru cory na lorence kode icd m67.0 m20.0 s30.1 s06.2 t13.0 s19.9 s30.8 s09.9 s80.0 s30.0 s69.9 s20.2 t14.6 m24.61 i26.0 t18 t19.2 t17.2 t15.9 t17.0 t17.0 t17.9 t16 r05 m25.5 m25.5 m13.1 i27.9 b76.9 s67.0 t14.7 q66.0 m53.1 o04 e24.9 e24.2 b76.9 r23.0 p28.2 n30.9 k71.9 r99 n93.8 i51.9 bukti sikap nasionalisme warga negara terhadap negara dapat dilihat dalam. benda asing di mata icd 10 - Selamat datang di laman kami. Pada pertemuan ini admin akan membahas perihal benda asing di mata icd 10 Corpus Alienum Mata Berbagi Informasi from asing saat tertelan ke mata menyebabkan Pengertian definisi adanya benda atau benda asing di saluran jalan nafas laring,trakea,bronkus 2. Nampak batuk medadak hebat dan bertubi tubi 2. benda asing di mata icd Asing Di Mata Icd 10Benda asing dapat mengenai beberapa bagian mata, yaitu konjungtiva, kornea, lensa, juga sklera. Vulnus laceratum tidak terdapat benda asing di areal siku Meskipun kebanyakan bersifat ringan, beberapa cedera bisa berakibat serius. Pendahuluan corpus alienum atau benda asing, merupakan salah satu penyebab terjadinya cedera mata, sering mengenai sklera, kornea, dan konjungtiva. Luka laserasi tanpa benda asing dibagian. benda asing di mata icd asing dalam kantung konjungtivaAngkat benda asing dengan menggunakan lidi kapas atau jarum suntik ukuran 23g. Berikut adalah cara yang dapat dilakukan Vulnus laceratum tidak terdapat benda asing di areal sikuVulnus laceratum terdapat benda asing di areal sikuPembahasan kode icd 10 corpus alienum kerongkongan, perut, usus dan rektum. Anda dapat memperparahnya dengan mencoba menyingkirkan benda dari mata anda seorang diri. Untuk tindakan kode icd 9 cm pengambilan corpus alienum menggunakan istilah removal foreign tanpa benda asing dibagian kelopak mata dan periokulerForeign body ear = t16 foreign body in ear. Vulnus laseratum dengan benda asing dibagian kulit kepala Gunakan kaca pembesar lup dalam pengangkatan benda asing di bagian lain dan beberapa mata eksternalSplinter menyebabkan peradangan yang menyebabkan mooring dan metalurgi. Benda asing di sinus hidung Benda asing saat tertelan ke mata menyebabkanLuka laserasi tanpa benda asing benda asing dengan menggunakan lidi kapas atau jarum suntik ukuran 23g. Nampak batuk medadak hebat dan bertubi tubi 2. Mata maka akan terjadi reaksi infeksi yang hebat serta timbul kerusakan dari isi bola itulah pembahasan tentang benda asing di mata icd 10 yang bisa kami sampaikan. Terima kasih sudah pernah berkunjung di website kami. supaya tulisan yang awak periksa diatas menaruh untung jatah pembaca bersama membludak sendiri yg telah berkunjung pada website ini. kami berharap dukungan dari semua pihak jatah peluasan website ini biar lebih bagus lagi. Benda asing di mata / Konjungtiva / Penyakit Mata Benda asing di konjungtiva adalah benda yang dalam keadaan normal tidak dijumpai di konjungtiva dan dapat menyebabkan iritasi jaringan. Pada umumnya kelainan ini bersifat ringan, namun pada beberapa keadaan dapat berakibat serius terutama pada benda asing yang bersifat asam atau basa dan bila timbul infeksi sekunder. Masalah Kesehatan Benda asing di konjungtiva No. ICPC-2 F76 Foreign body in eye No. ICD-10 Foreign body on external eye, part unspecified Tingkat Kemampuan 4A Hasil Anamnesis Subjective Keluhan Pasien datang dengan keluhan adanya benda yang masuk ke dalam konjungtiva atau matanya. Gejala yang ditimbulkan berupa nyeri, mata merah dan berair, sensasi benda asing, dan fotofobia. Faktor Risiko Pekerja di bidang industri yang tidak memakai kacamata pelindung, seperti pekerja gerinda, pekerja las, pemotong keramik, pekerja yang terkait dengan bahan-bahan kimia asam-basa. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana Objective Pemeriksaan Fisik Visus biasanya normal. Ditemukan injeksi konjungtiva tarsal dan/atau bulbi. Ditemukan benda asing pada konjungtiva tarsal superior dan/atau inferior dan/atau konjungtiva bulbi. Benda asing di konjungtiva Pemeriksaan Penunjang Tidak diperlukan. Penegakan Diagnostik Assessment Diagnosis Klinis Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisis. Diagnosis banding Konjungtivitis akut Komplikasi Ulkus kornea Keratitis Terjadi bila benda asing pada konjungtiva tarsal menggesek permukaan kornea dan menimbulkan infeksi sekunder. Reaksi inflamasi berat dapat terjadi jika benda asing merupakan zat kimia. Penatalaksanaan Komprehensif Plan Penatalaksanaan 1. Non-medikamentosa Pengangkatan benda asing Berikut adalah cara yang dapat dilakukan Berikan tetes mata Tetrakain-HCl 2% sebanyak 1-2 tetes pada mata yang terkena benda asing. Gunakan kaca pembesar lup dalam pengangkatan benda asing. Angkat benda asing dengan menggunakan lidi kapas atau jarum suntik ukuran 23G. Arah pengambilan benda asing dilakukan dari tengah ke tepi. Oleskan lidi kapas yang dibubuhkan Povidon Iodin pada tempat bekas benda asing. 2. Medikamentosa Antibiotik topikal salep atau tetes mata, misalnya Kloramfenikol tetes mata, 1 tetes setiap 2 jam selama 2 hari Konseling dan Edukasi Memberitahu pasien agar tidak menggosok matanya agar tidak memperberat lesi. Menggunakan alat/kacamata pelindung pada saat bekerja atau berkendara. Menganjurkan pasien untuk kontrol bila keluhan bertambah berat setelah dilakukan tindakan, seperti mata bertambah merah, bengkak, atau disertai dengan penurunan visus. Kriteria Rujukan Bila terjadi penurunan visus Bila benda asing tidak dapat dikeluarkan, misal karena keterbatasan fasilitas Peralatan Lup Lidi kapas Jarum suntik 23G Tetes mata Tetrakain HCl 0,5% Povidon Iodin Prognosis Ad vitam Bonam Ad functionam Bonam Ad sanationam Bonam Referensi Gondhowiardjo, Simanjuntak, G. Panduan Manajemen Klinis Perdami, 1th Ed. Jakarta CV Ondo. 2006. Sidarta, I. Ilmu Penyakit Mata. Edisi III. Cetakan V. Jakarta Balai Penerbit FK UI. 2008. Vaughan, Oftalmologi Umum. Ed 14. Cetakan I. Jakarta Widya Medika. 2000. Pemulihan passwordMemulihkan kata sandi andaemail Anda Sebuah kata sandi akan dikirimkan ke email Anda. BAB VII pENYAKIT-PENYAKIT MATA DAN adnexa H00-H59 Kecuali Penyakit infeksi dan parasit tertentu A00-B99 Neoplasma C00-D48 Penyakit endokrin, gizi dan metabolik E00-E90 Komplikasi hamil, melahirkan dan nifas O00-O99 Keadaan tertentu yang berasal dari masa perinatal P00-P96 Malformasi, deformasi dan kelainan kromosom kongenital Q00-Q99 Gejala, tanda, dan hasil klinis dan laboratorium abnormal, not elsewhere classified R00-R99 Cedera, keracunan, dan konsekuensi lain penyebab external S00-T98 Bab ini mengandung blok-blok berikut H00-H06 Kelainan kelopak, sistem lakrimalis, dan orbita H10-H13 Kelainan konjunctiva H15-H22 Kelainan sklera, kornea, iris dan korpus siliaris H25-H28 Kelainan lensa H30-H36 Kelainan khoroid dan retina H40-H42 Glaukoma H43-H45 Kelainan korpus vitreous dan bola mata H46-H48 Kelainan n. optikus dan jaras penglihatan H49-H52 Kelainan otot bola mata. gerakan binokuler, akomodasi dan refraksi H53-H54 Gangguan penglihatan dan kebutaan H55-H59 Kelainan lain pada mata dan adnexa Kategori asterisk untuk chapter ini adalah sebagai berikut H03* Kelainan kelopak pada penyakit yang klasifikasinya di tempat lain H06* Kelainan sistem lakrimalis dan orbita pada penyakit H13* Kelainan konjungtiva pada penyakit H19* Kelainan sklera dan kornea pada penyakit H22* Kelainan iris dan korpus siliaris pada penyakit H28* Katarak dan kelainan lain lensa pada penyakit H32* Kelainan khorioretina pada penyakit H36* Kelainan retina pada penyakit H42* Glaukoma pada penyakit H45* Kelainan korpus vitreus dan bola mata pada penyakit H48* Kelainan n. optikus dan jaras penglihatan pada penyakit H58* Kelainan lain mata dan adnexa pada penyakit Kelainan-kelainan kelopak, sistem lakrimalis, dan orbita H00-H06 H00 Hordeolum dan chalazion Hordeolum dan peradangan-dalam lain di kelopak Abses, furuncle, atau stye pada kelopak [hordeolum = infeksi bernanah kelenjar kelopak] Chalazion [pembesaran kelenjar meibomi akibat saluran tersumbat] H01 Peradangan lain pada kelopak Blepharitis – radang pinggir kelopak Kecuali blepharokonjungtivitis Dermatosis [penyakit kulit] non-infeksi kelopak Lupus erythematosus diskoid, xeroderma pada kelopak Dermatitis allergi, kontak, eksimatosa pada kelopak Peradangan lain kelopak yang dijelaskan Peradangan kelopak, tidak dijelaskan H02 Kelainan lain kelopak Kecuali malformasi kongenital malformations kelopak Entropion dan trichiasis kelopak [Entropion – melipat ke dalam [Trichiasis – bulu mata tumbuh ke dalam dan menggores mata] Ectropion kelopak Lagophthalmos [penutupan kelopak tidak sempurna] Blepharochalasis [kelopak kaku] Ptosis kelopak [kelopak atas lumpuh/jatuh] Kelainan lain yang mengganggu fungsi kelopak Ankyloblepharon, blepharophimosis, retraksi kelopak Kecuali blepharospasm tic organic tic psychogenic Xanthelasma kelopak [tumor sel-sel busa berisi lemak] Kelainan degeneratif lain kelopak dan daerah periokuli Chloasma [bintik coklat], madarosis, vitiligo pada kelopak Kelainan lain yang dijelaskan pada kelopak Hypertrichosis rambut berlebihan kelopak, benda asing tertahan di kelopak Kelainan kelopak, tidak dijelaskan H03* Kelainan kelopak pada penyakit Infestasi parasit di kelopak pada penyakit Dermatitis kelopak akibat Demodex species Infestasi parasit di kelopak pada leishmaniasis onchocerciasis B73† loiasis phthiriasis Keterlibatan kelopak pada penyakit infeksi lain Keterlibatan kelopak pada TB lepra yaws zoster infeksi herpesvirus [herpes simplex] molluscum contagiosum Keterlibatan kelopak pada penyakit lain Keterlibatan kelopak pada impetigo H04 Kelainan sistem lakrimalis Kecuali malformasi kongenital sistem lakrimalis Dacryoadenitis Pembesaran kronis kelenjar lakrimalis Kelainan lain kelenjar lakrimalis Dacryops, sindroma mata kering, kista atau atrofi kelenjar lakrimalis Epiphora [air mata mengalir terus] Radang akut dan tidak dijelaskan pada saluran lakrimalis Dacryocystitis phlegmonosa, dacryopericystitis, canaliculitis lakrimalis akut, subakut, atau tak dijelaskan Kecuali dacryocystitis neonatus Radang kronis pada saluran lakrimalis Dacryocystitis kronis, kanalikulits lakrimalis kronis, mukokel lakrimalis kronis Stenosis dan insuficiensi saluran lakrimalis Dacryolith, eversi [bagian dalam menghadap keluar] punctum lakrimalis Stenosis pada kanalikukus, duktus, atau sakkus lakrimalis Perubahan lain pada saluran lakrimalis Fistula lakrimalis Kelainan lain sistem lakrimalis Kelainan sistem lakrimalis, tidak dijelaskan H05 Kelainan orbita Kecuali malformasi kongenital orbita Radang akut orbita Abses, sellulitis, osteomielitis, periostitis, atau tenositis orbita Kelainan peradangan kronis orbita Granuloma orbita Kondisi-kondisi eksophthalmik Pergeseran letak bola mata NOS, perdarahan orbita, edema orbita Deformitas orbita Atrofi atau eksostosis orbita Enophthalmos Retensi benda asing lama menyusul luka tembus orbita Benda asing retrobulbar Kelainan lain orbita Kista orbita Kelainan orbita, tidak dijelaskan H06* Kelainan sistem lakrimalis dan orbita pada penyakit Kelainan sistem lakrimalis pada penyakit Infestasi parasit di orbita pada penyakit Infeksi Echinococcus di orbita myiasis orbita Dysthyroid exophthalmos Kelainan lain orbita pada penyakit Kelainan-kelainan konjungtiva H10-H13 H10 Konjungtivitis Kecuali keratokonjungtivitis Konjungtivitis mukopurulenta Konjungtivitis atopika akut Konjungtivitis akut lainnya Konjungtivitis akut, tidak dijelaskan Kecuali ophthalmia neonatorum NOS Konjungtivitis kronis Blepharokonjungtivitis Konjungtivitis lain Konjungtivitis, tidak dijelaskan H11 Kelainan lain pada konjungtiva Kecuali keratokonjungtivitis Pterygium Kecuali pseudopterygium Degenerasi dan deposit pada konjungtiva Argyrosis [argyria], concretions [pemekatan], pigmentasi, xerosis NOS di konjungtiva Parut konjungtiva Symblepharon Perdarahan konjungtiva Perdarahan subkonjungtiva Kelainan dan kista pembuluh darah konjungtiva lainnya Aneurisma, hiperemia, edema pada konjungtiva Kelainan lain yang dijelaskan pada konjungtiva Pseudopterygium Kelainan konjungtiva, tidak dijelaskan H13* Kelainan konjungtiva pada penyakit Infeksi filaria pada konjungtiva Konjungtivitis pada penyakit infeksi dan parasit Konjungtivitis akibat difteri meningokokus gonokokus chlamydia herpesvirus [herpes simplex] zoster adenovirus follikularis akut perdarahan akutepidemik Newcastle Acanthamoeba Konjungtivitis pada penyakit lain Pemphigoid okuler Kelainan lain konjungtiva pada penyakit Kelainan-kelainan sklera, kornea, iris dan korpus siliaris H15-H22 H15 Kelainan sklera Scleritis Episcleritis Kelainan lain sklera Staphyloma equator, ektasia sklera Kecuali myopia degeneratif Kelainan sklera, tidak dijelaskan H16 Keratitis Ulkus kornea Ulkus kornea, NOS, sentral, marginal, perforata, cincin, dengan hypopyon Ulkus Mooren Keratitis superfisialis lain tanpa konjungtivitis Keratitis areolaris, filamenter, nummularis, stellata, striata, punktata superficialis Photokeratitis, snow blindness Keratoconjunctivitis – radang kornea dan konjungtiva Keratoconjunctivitis NOS, exposure, neurotrofika, phlyctenularis Keratitis superfisialis lain dengan konjungtivitis, ophthalmia nodosa, Keratitis interstitialis dan profunda Neovascularisasi kornea Ghost vessels kornea, pannus kornea Keratitis lain Keratitis, tidak dijelaskan H17 Corneal scars dan opacities – Parut dan keopakan kornea Adherent leukoma Keopakan kornea sentral lain Parut dan keopakan kornea lain Parut dan keopakan kornea, tidak dijelaskan H18 Kelainan lain pada kornea Pigmentasi dan deposit di kornea Haematokornea, cincin Kayser-Fleischer, spindel Krukenberg, garis Staehli Keratopati bullosa Edema kornea lainnya Perubahan pada membran kornea Lipatan atau robekan pada membran Descemet Degenerasi kornea Arcus senilis, band keratopathy Kecuali ulkus Mooren Hereditary corneal dystrophies Distrofi Fuchs, Distrofi kornea, epitel, granularis, lattice, makularis Keratokonus Deformitas kornea lainnya Ekatasia kornea, staophyloma kornea, Descemetocele Kecuali malformasi kongenital kornea Kelainan lain kornea yang dijelaskan Anaesthesia, hypaesthesia, atau erosi rekurens pada kornea Kelainan kornea, tidak dijelaskan H19 Kelainan sklera dan kornea pada penyakit Skleritis dan episkleritis pada penyakit Episkleritis TB episkleritis sifilitika skleritis Zoster Keratitis dan keratokonjungtivitis Herpesvirus Keratitis dendritic dan diskiformis Keratitis dan keratokonjungtivitis pada penyakit infeksi dan parasit lain Keratokonjungtivitis epidemika Keratitis dan keratoconjunctivitis interstitialis pada TB syphilis zoster measles acanthamoebiasis Keratitis dan keratokonjungtivitis pada penyakit lain Keratokonjungtivitis sicca Kelainan lain sklera dan kornea pada penyakit Keratokonus pada sindroma Down H20 Iridosiklitis Iridosiklitis akut dan subakut Uveitis anterior, siklitis, atau iritis, yang akut, rekurens atau subakut Iridosiklitis kronis Iridosiklitis akibat lensa Iridosiklitis lain Iridosiklitis, tidak dijelaskan H21 Kelainan lain pada iris dan korpus siliaris Kecuali uveitis simpatis Hyphaema [perdarahan rongga depan aqueous humour] Kecuali hyphaema traumatika Kelainan pembuluh darah lain pada iris dan korpus siliaris Neovaskularizasasi of iris atau korpus siliaris, rubeosis iris Degenerasi iris dan korpus siliaris Degenerasi iris pigment, pinggir pupil; iridoskisis, atrofi iris essensialprogresif, miotic pupillary cyst, translusensi iris [iris tembus pandang] Kista iris, korpus siliaris dan anterior chamber Kista iris, korpus siliaris dan anterior chamber NOS, eksudatif, implaantasi, parasitik Kecuali miotic pupillary cyst Pupillary membranes [selaput pada pupil] Iris bombé, penyempitan pupil, penutupan pupil Adhesi dan disrupsi lain pada iris dan korpus siliaris Goniosynechiae, iridodialysis, resesi sudut chamber Synechiae iris NOS, anterior, posterior Kecuali corectopia [ektopia pupil] Kelainan lain yang dijelaskan pada iris dan korpus siliaris Kelainan pada iris dan korpus siliaris, tidak dijelaskan H22* Kelainan iris dan korpus siliaris pada penyakit Iridosiklitis pada penyakit infeksi dan parasit Iridosiklitis pada TB sifilis sekunder infeksi gonokokus infeksi herpesvirus [herpes simplex] zoster Iridosiklitis padap enyakit lain Iridosiklitis pada sarkoidosis ankylosing spondylitis M45† Kelainan lain iris dan korpus siliaris pada penyakit Kelainan-kelainan lensa H25-H28 H25 Katarak senilis Kecuali glaukoma kapsularis dengan pseudoexfoliation lensa Katarak senilis insipiens incipient = sedang terjadi Katarak senilis koroner, korikalis, punktata Katarak senilis polaris subkapsularis anteriorposterior, water clefts Katarak neuklearis senilis Cataracta brunescens, katarak sklerosis nuklearis Katarak senilis, tipe morgagni Katarak hipermatur senilis Katarak senilis lainnya Bentuk-bentuk gabungan katarak senilis Katarak senilis, tidak dijelaskan H26 Katarak lain Kecuali katarak kongenital Katarak infantil, juvenile [remaja] dan presenilis Katarak traumatika Katarak komplikasi Katarak pada iridosiklitis kronis, akibat kelainan mata Glaucomatous flecks subcapsular Katarak akibat obat After-cataract Katarak sekunder, cincin Soemmerring Katarak lain yang dijelaskan Katarak, tidak dijelaskan H27 Kelainan lain pada lensa Kecuali malformasi kongenital lensa pseudophakia komplikasi mekanis dari lensa intraokuli Aphakia [tanpa lensa] Dislokasi lensa Kelainan lain yang dijelaskan pada lensa Kelainan lensa, tidak dijelaskan H28* Katarak dan kelainan lain lensa pada penyakit Katarak diabetes E10-E14†, karakter keempat .3 Katarak pada penyakit endokrin, nutrisi dan metabolik lainnya Katarak pada hipoparatiroidisme katarak malnutrisi-dehidrasi E40-E46† Katarak pada penyakit lain Katarak myotonik Kelainan lain lensa pada penyakit Kelainan-kelainan khoroid dan retina H30-H36 H30 Peradangan khorioretina Peradangan khorioretina terfokus Khorioretinitis, khoroiditis, retinitis, retinokhoroiditis terfokus Peradangan khorioretina disseminata Khorioretinitis, khoroiditis, retinitis, retinokhoroiditis disseminata Kecuali retinopati exudatif Siklitis posterior Pars planitis Peradangan khorioretina lainnya Penyakit Harada Peradangan khorioretina, tidak dijelaskan Khorioretinitis, khoroiditis, retinitis, retinokhoroiditis NOS H31 Kelainan-kelainan lain khoroid Parut khorioretina Parut makula di kutub posterior pasca-radangpasca-trauma, retinopati solaris Degenerasi khoroid Atrofi atau sklerosis khoroid Kecuali angioid streaks Distrofi khoroid herediter Choroideremia, gyrate atrophy pada choroid Dystrophy, choroidal central areolarumumperipapillaris Kecuali ornithinaemia Perdarahan dan ruptur khoroid Perdarahan khoroid NOS, expulsif Pelepasan khoroid Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada choroid Kelainan choroid, tidak dijelaskan H32* Kelainan-kelainan khorioretina pada penyakit Radang khorio-retina pada penyakit infeksi dan parasit Chorioretinitis TB sifilis lanjut toxoplasma Kelainan lain khorio-retina pada penyakit H33 Pelepasan dan robekan retina Kecuali pelepasan epitel pigment retina Pelepasan retina dengan robekan retina Pelepasan retina rhegmatogenosa Retinoschisis kista retina Kista ora serrata, psudokista retina, kista parasit retina NOS Kecuali retinoskisis kongenital degenerasi microkistoid retina Pelepasan retina serosa Pelepasan retina NOS, tanpa robekan retina Kecuali khorioretinopati serosa sentralis Robekan retina tanpa pelepasan Robekan retina NOS, operkulum, robek horseshoe atau round hole tanpa pelepasan Kecuali parut khorioretina menyusul bedah pelepasan retina degenerasi retina perifer tanpa robekan Pelepasan retina akibat tarikan traksi Vitreo-retinopati proliferatif dengan pelepasan retina Pelepasan retina lainnya H34 Sumbatan pembuluh darah retina Kecuali amaurosis fugax Sumbatan a. retina sementara Sumbatan a. retina sentralis Sumbatan a. retina lainnya Sumbatan a. retina pada cabang, sebagian, dengan mikroembolisme Plaque Hollenhorst Sumbatan pembuluh darah retina lainnya Sumbatan v. retina sentralis, insipient, sebagian, cabang-cabang Sumbatan pembuluh darah retina, tidak dijelaskan H35 Kelainan lain pada retina Background retinopathy dan perubahan pembuluh darah retina Perubahan bentuk pembuluh darah retina Mikroaneurisma, neovaskularisasi, perivaskulitis, varises, vascular sheathing, atau vasculitis pada retina Retinopathy NOS, background NOS, Coats, exudatif, hipertensif Retinopathy pada prematuritas Fibroplasia retrolentis [belakang lensa] Retinopati proliferatif lainnya Vitreo-retinopati proliferatif Kecuali vitreo-retinopati proliferatif dengan pelepasan retina Degenerasi makula dan kutub posterior Angioid streaks, cyst, Drusen degeneratif, hole, atau puckering pada macula Degenerasi Kuhnt-Junius, makulopati toksik Degenerasi makula senilis atrophicexudative Degeneration retina perifer Degeneration, retina NOS, lattice, microcystoid, palisade, paving stone, reticular Kecuali dengan robekan retina Hereditary retinal dystrophy Dystrophy tapetoretinal, vitreoretinal, retinal albipunctatepigmentaryvitelliform Retinitis pigmentosa, penyakit Stargardt Perdarahan retina Pemisahan lapisan-lapisan retina Khorioretinopati serosa sentralis, pelepasan epitel pigment retina Kelainan lain yang dijelaskan pada retina Kelainan retina, tidak dijelaskan H36* Kelainan-kelainan pada penyakit Retinopati diabetikum E10-E14† , angka keempat .3 Kelainan lain retina pada penyakit Retinopati sickle-cell proliferatif †, retinopati aterosklerotik Distrofi retina pada kelainan penyimpanan lipid †, Glaukoma H40-H42 H40 Glaukoma Kecuali glaukoma absolut traumatika akibat cedera lahir kongenital Glaukoma suspect [tersangka glaukoma] Hipertensi okuli Primary open-angle glaukoma Glaukoma primerresidual stage kapsularis dengan pseudoexfoliasi lensa, pigment, chronic simple, tekanan rendah Primary angle-closure glaukoma Angle-closure glaukoma primaryresidual stage akut, kronis, intermittent Glaukoma akibat trauma mata Glaukoma akibat peradangan mata Glaukoma akibat kelainan-kelainan mata lainnya Glaukoma akibat obat-obatan Glaukoma lainnya Glaukoma, tidak dijelaskan H42* Glaukoma pada penyakit Glaukoma pada penyakit endokrin, gizi, dan metabolik Glaukoma pada sindroma Lowe amyloidosis Glaukoma pada penyakit lain Glaukoma in onchocerciasis B73† Kelainan-kelainan korpus vitreous dan bola mata H43-H45 H43 Kelainan-kelainan korpus vitreous Prolaps vitreous Kecuali Sindroma vitreous menyusul operasi katarak Perdarahan vitreous Deposit kristal pada korpus vitreous Keopakan vitreous lainnya Selaput dan benang-benang vitreous Kelainan-kelainan lain korpus vitreous Degenerasi atau pelepasan vitreous Kecuali vitreo-retinopati proliferatif dengan pelepasan retina Kelainan korpus vitreous, tidak dijelaskan H44 Kelainan bola mata Termasuk kelainan-kelainan lain yang mengganggu berbagai struktur mata Endophthalmitis purulenta Panophthalmitis, abses vitreous Endophthalmitis lainnya Endophthalmitis parasit NOS, uveitis simpatis Myopia degeneratif Kelainan degeneratif lain bola mata Chalcosis, siderosis mata Hipotonia mata Kondisi-kondisi degenerasi bola mata Glaukoma absolut, atrofi bola mata, phthisis [TB] bulbi Retensi benda asing lama intraokuli, magnetik Retensi benda asing magnetik lama pada anterior chamber, kropus siliaris, iris, lensa, dinding belakang bola mata, korpus vitreous Retensi benda asing intraokuli, nonmagnetik Retensi benda asing lama nonmagnetik pada anterior chamber, kropus siliaris, iris, lensa, dinding belakang bola mata, korpus vitreous Kelainan-kelainan lain bola mata Haemophthalmos, luxasio bola mata Kelainan bola mata, tidak dijelaskan H45* Kelainan korpus vitreous dan bola mata pada penyakit Perdarahan vitreous pada penyakit Endophthalmitis pada penyakit Endophthalmitis pada cysticercosis onchocerciasis B73†, toxocariasis Kelainan-kelainan lain korpus vitreous dan bola mata pada penyakit Kelainan-kelainan n. optikus dan jaras penglihatan H46-H48 H46 Neuritis optikus Neuropati optik, kecuali jenis ischaemic; papillitis optik, neuritis retrobulbar NOS Kecuali neuropati optik iskemik neuromyelitis optik [Devic] H47 Kelainan-kelainan lain n. optikus NC II dan jaras penglihatan Kelainan-kelainan n. optikus, not elsewhere classified Kompresi n. optikus, perdarahan pada pelapis optic nerve, neuropati optik iskemik Papilloedema, tidak dijelaskan Atrofi optik Temporal pallor [pucat sementara] pada diskus optikus Kelainan-kelainan lain diskus optikus Drusen diskus optikus, pseudopapilloedema Kelainan chiasma opticum Kelainan lain jaras penglihatan Kelainan traktus optikus, dan radiatio opticum Kelainan-kelainan visual cortex Kelainan jaras penglihatan, tidak dijelaskan H48 Kelainan lain NC II dan jaras penglihatan pada penyakit Atrofi optik pada penyakit Atrofi optik pada sifilis lanjut Neuritis retrobulbar pada penyakit Neuritis retrobulbar pada infeksi meningokokus sifilis lanjut multiple sclerosis G35† Kelainan lain NC II dan jaras penglihatan pada penyakit Kelainan otot mata, gerak binokuler, akomodasi, refraksi H49-H52 Kecuali nystagmus dan gerakan irregular mata lainnya H55 H49 Strabismus paralitik Kecuali ophthalmoplegia supranuklearis progresif ophthalmoplegia internuklearis ophthalmoplegia internal Kelumpuhan NC III [n. oculomotorius] Kelumpuhan NC IV [n. trochlearis] Kelumpuhan NC VI [n. abducent] Ophthalmoplegia external total Ophthalmoplegia external progressif Strabismus paralitik lainnya Ophthalmoplegia external NOS, sindroma Kearns-Sayre Strabismus paralitik, tidak dijelaskan H50 Strabismus lainnya Strabismus konvergens konkomitant [serentak] Esotropia bergantianmonokuler, kecuali intermittent Strabismus divergens konkomitant strabismus – serentak Exotropia bergantianmonokuler, kecuali intermittent Strabismus vertikal Hypertropia, hypotropia Intermittent heterotropia Intermittent esotropia atau exotropia bergantian monocular Heterotropia lainnya dan yang tidak dijelaskan Strabismus konkomitant NOS, cyclotropia, microtropia, sindroma monofixasi Heterophoria phoria = strabismus laten Hyperphoria alternans, esophoria, exophoria Strabismus mekanis Sindroma Brown’s sheath, strabismus akibat adhesi, Hambatan gerak otot mata akibat trauma Other specified strabismus Sindroma Duane Strabismus, tidak dijelaskan H51 Kelainan-kelainan lain gerakan binokuler dua mata Kelumpuhan conjugate gaze Insufisiensi dan berlebihannya konvergensi Ophthalmoplegia internuklearis Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada gerakan binokuler Kelainan gerakan binokuler, tidak dijelaskan H52 Kelainan refraksi dan akomodasi Hypermetropia [titik fokus di belakang retina] Myopia [titik fokus di depan retina] Kecuali myopia degeneratif Astigmatism [titik fokus tidak menyatu] Anisometropia [fokus tidak seimbang] dan aniseikonia [ukuran bayangan berbeda] Presbyopia [hypermetropia untuk pandangan dekat] Kelainan-kelainan akomodasi Ophthalmoplegia internal completetotal Paresis atau spasme akomodasi Kelainan-kelainan refraksi lainnya Kelainan refraksi, tidak dijelaskan Gangguan visus dan kebutaan H53-H54 H53 Gangguan visus Amblyopia penurunan daya penglihatan ex anopsia Amblyopia anisometropia, deprivasi, strabismik Gangguan penglihatan subjektif Metamorphopsia [objek terlihat distorsi], Scintillating scotoma [bintik buta berpindah-pindah], Asthenopia [kelelahan mata], Day blindness, hemeralopia [lebih mudah melihat pada cahaya yang kurang], Photophobia [tak menyukai cahaya], Visual halos [area kosong penglihatan], sudden visual loss [visus hilang mendadak], Kecuali halusinasi visual Diplopia Double vision [penglihatan kembar] Kelainan lain penglihatan binokuler Korespondensi abnormal retina, suppresi penglihatan binokuler Fusi dengan stereopsis cacad, persepsi visual simultan tanpa fusi, Defek lapangan pandang Pembesaran bintik buta Penyempitan umum lapangan pandang Hemianopsia heteronymoushomonymous Quadrant anopsia Scotoma. arkuata, Bjerrum, sentral, cincin Defisiensi penglihatan warna Achromatopsia, defisiensi penglihatan warna didapat, buta warna Deuteranomaly, deuteranopia [ buta hijau], Protanomaly, protanopia [buta merah], Tritanomaly, tritanopia [buta biru] Kecuali day blindness Night blindness [rabun senja] Kecuali akibat defisiensi vitamin A Gangguan penglihatan lainnya Gangguan penglihatan, tidak dijelaskan H54 Blindness dan low vision – kebutaan dan penglihatan rendah Note Untuk definisi kategori gangguan penglihatan lihat tabel di bawah Kecuali amaurosis fugax Buta, kedua mata Kategori gangguan visus 3, 4, 5 pada kedua mata. Buta pada satu mata, rabun pada mata lainnya Kategori gangguan visus 3, 4, 5 pada satu mata, dan kategori 1 atau 2 pada mata lainnya. Rabun, kedua mata Kategori gangguan visus 1 atau 2 pada kedua mata. Unqualified visual loss, pada kedua mata Kategori gangguan visus 9 pada kedua mata. Buta, satu mata Kategori gangguan visus 3, 4, 5 pada satu mata [visus normal pada mata lainnya]. Rabun, satu mata Kategori gangguan visus 1 or 2 pada satu mata [visus normal pada mata lainnya]. Unqualified visual loss, satu mata Kategori gangguan visus 9 pada satu mata [visus normal pada mata lainnya]. Visual loss yang tidak dijelaskan Kategori gangguan penglihatan 9 NOS. Catatan khusus dari Volume 2 untuk kategori H54 Kode ini tidak digunakan untuk kondisi utama kalau penyebabnya tercatat, kecuali kalau episode perawatan adalah untuk kebutaan itu sendiri. Sebagai penyebab, bisa digunakan sebagai kode tambahan. Tabel berikut memberikan klasifikasi beratnya gangguan visus yang dianjurkan oleh WHO Study Group on the Prevention of Blindness, Geneva, 6-10 November l972. Istilah rabun “low vision” pada kategori H54 sesuai dengan kategori 1 dan 2; buta “blindness” dengan kategori 3, 4 dan 5, dan “unqualified visual loss” dengan kategori 9. Kalau luas lapangan pandang diperhitungkan, pasien dengan derajat lapangan >50 dan ≤100 di sekitar fiksasi sentral harus masuk kategori 3, dan pasien dengan lapangan pandang ≤50 harus masuk kategori 4, walau pun ketajaman sentralnya tidak terganggu. Kategori gangguan penglihatan Ketepatan penglihatan dengan koreksi terbaik yang mungkin Ketepatan penglihatan dengan koreksi terbaik yang mungkin Maximum kurang dari Minimum sama atau lebih baik daripada 1 6/18 3/10 20/70 6/60 1/10 20/200 2 6/60 1/10 20/200 3/60 1/20 20/400 3 3/60 1/20 20/400 1/60 hitung jari pada 1 meter 1/50 20/1200 5/300 20/1200 4 1/60 hitung jari 1 meter 1/50 5/300 Persepsi cahaya 5 Tidak ada persepsi cahaya Tidak ada persepsi cahaya 9 Tidak bisa ditentukan atau tidak dinyatakan Tidak bisa ditentukan atau tidak dinyatakan Kelainan-kelainan lain pada mata dan adnexa H55-H59 H55 Nystagmus dan gerakan irregulaer lain pada mata Nystagmus NOS, kongenital, deprivasition, dissosiasi, latent H57 Kelainan-kelainan lain pada mata dan adnexa Kelainan fungsi pupil Nyeri mata Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada mata dan adnexa Kelainan mata dan adnexa, tidak dijelaskan H58* Kelainan-kelainan lain mata dan adnexa pada penyakit Kelainan fungsi pupil pada penyakit Fenomena atau pupil Argyll Robertson, sifilis Gangguan penglihatan pada penyakit Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada mata dan adnexa pada penyakit Okulopati sifilitika NEC kongenital dini kongenital lanjut dini sekunder lanjut H59 Kelainan-kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur, NEC Kecuali komplikasi mekanis dari lensa intraokuli alat prostetik, implant, dan graft mata lainnya pseudophakia Sindroma vitreous menyusul operasi katarak Kelainan-kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur lainnya Parut khorioretina menyusul operasi terhadap pelepasan retina Kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur, tidak dijelaskan Unduh PDF Unduh PDF Mengeluarkan benda asing dari mata akan mengharuskan Anda untuk menilai situasi dan mengatasinya dengan penanganan yang tepat. Misalnya, jika terdapat sesuatu berukuran besar tersangkut di mata, seperti potongan kaca atau logam, Anda harus mendatangi ruang gawat darurat untuk segera mendapatkan perhatian medis. Namun jika terdapat sesuatu yang berukuran lebih kecil di mata, seperti bulu mata atau serpihan debu, Anda dapat membilas mata dengan air untuk mengeluarkan benda tersebut. Pelajari cara untuk mengeluarkan suatu benda dari mata agar Anda tahu tindakan apa yang harus diambil jika Anda atau orang yang Anda kenal ternyata mengalami situasi ini. 1 Simpulkan apakah Anda membutuhkan perhatian medis dengan segera. Jika terdapat suatu benda mengganjal di mata Anda, mungkin Anda perlu mencari pertolongan medis sebelum mencoba cara lainnya. Anda dapat memperparahnya dengan mencoba menyingkirkan benda dari mata Anda seorang diri. Carilah perhatian medis segera jika benda tersebut berukuran lebih besar dari bulu mata atau jika Anda mengalami salah satu dari hal berikut[1] [2] Mual atau muntah Sakit kepala atau pening Penglihatan berkunang-kunang atau terganggu Pusing atau hilangnya kesadaran Ruam atau demam Ketidakmampuan untuk mengeluarkan benda tersebut dari mata Anda Nyeri, kemerahan, atau rasa tidak nyaman berlanjut setelah benda dikeluarkan dari mata 2 Cucilah tangan Anda. Mencuci tangan akan membantu menghilangkan patogen seperti kotoran, debu, atau bakteri dari mata yang terkontaminasi. Gunakan sabun antibakteri dengan air hangat lalu cucilah tangan selama dua menit. Cuci juga bagian bawah kuku dan bagian di sela-sela jari.[3] Pencegahan ini perlu dilakukan untuk memastikan bahwa bakteri, zat pencemar atau benda mengganggu lainnya tidak mengenai mata, yang cukup bersifat rentan terhadap kerusakan dan infeksi.[4] 3Periksalah untuk mengetahui apakah Anda bisa melihat benda tersebut. Letak benda asing bisa membantu Anda memastikan apakah benda tersebut telah menyebabkkan kerusakan pada mata. Penting untuk mengetahui letak benda tersebut dan tidak berusaha memasukkan alat apa pun ke mata. Menggunakan peralatan lain dapat melukai mata serta dapat membuatnya terkontaminasi. 4 Gerak-gerakkan mata untuk membantu Anda menemukan benda tersebut. Gerakkan mata Anda bolak-balik sebagai usaha untuk menemukan letak benda tersebut. Gerakkan mata Anda dari kiri ke kanan, juga dari atas ke bawah. Mungkin akan terasa sulit untuk memperhatikan mata Anda saat melakukannya. Setelah menggerak-gerakkan mata, menghadaplah ke cermin dan lihat apakah Anda bisa menemukan letak benda asing tersebut.[5] Gerakkan kepala Anda ke kiri dan kanan lalu gerakkan ke atas dan bawah untuk menggerakkan mata Anda sambil melihatnya di cermin. Gunakan jari-jari Anda untuk menarik kelopak mata ke bawah lalu lihatlah ke atas perlahan. Ulangi proses ini, namun kali ini dengan menarik kelopak mata Anda ke atas lalu melihat ke bawah. Jika Anda kesulitan untuk melihat apa pun, mintalah bantuan orang lain memeriksanya.[6] Iklan 1 Ketahui apa yang perlu dihindari. Sebelum berusaha mengeluarkan benda asing dari mata, penting untuk mengetahui apa yang harus dihindari. Ingatlah informasi berikut saat Anda berusaha mengeluarkan benda dari mata[7] Jangan pernah mengeluarkan potongan logam apa pun yang telah tersangkut di mata, besar maupun kecil. Jangan pernah memberi tekanan pada mata sebagai usaha untuk mengeluarkan benda tersebut. Jangan pernah memakai pinset, tusuk gigi, ataupun benda keras lainnya untuk mengeluarkan benda dari mata.[8] 2 Gunakan larutan pembersih mata untuk membilas benda. Menggunakan larutan pembersih mata steril untuk membilas mata Anda merupakan cara terbaik untuk mengeluarkan benda asing atau benda mengganggu dari mata.[9] American National Standards Institute ANSI menyarankan untuk membilas mata dengan air setidaknya selama lima belas menit.[10] Gunakan larutan pembersih mata steril untuk membilas mata dengan air yang terus mengalir. Ingatlah bahwa larutan pembersih mata tidak akan menetralkan banyak bahan kimia. Ini hanya akan mengencerkan dan membilasnya. Untuk alasan ini, Anda akan memerlukan larutan pembersih mata dalam jumlah banyak.[11] 3 Berdirilah di bawah pancuran dan biarkan air mengaliri mata Anda yang terbuka. Jika Anda sedang berada di rumah dan terdapat benda asing berukuran kecil di dalam mata seperti bulu mata atau kotoran, Anda bisa mencoba membilasnya dengan air yang mengalir perlahan dari pancuran. Jangan mengarahkan air tepat ke mata Anda. Sebaliknya, biarkan air mengenai dahi Anda dan mengaliri wajah Anda. Tahanlah agar mata yang terinfeksi tetap terbuka menggunakan jari-jari Anda sehingga air dapat mengalirinya. Biarkan air mengaliri mata selama beberapa menit untuk melihat apakah hal itu dapat mengeluarkan benda asing dari mata Anda.[12] 4 Amati waktu membilas untuk berbagai bahan kimia. Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk membilas mata akan berbeda-beda menurut jenis benda mengganggu atau bahan kimia yang berada pada mata Anda. Jika terdapat sesuatu yang tersangkut pada mata, Anda perlu mencucinya sampai Anda merasa benda tersebut sudah keluar. Jika terdapat juga benda mengganggu berbahan kimia, Anda perlu membilasnya selama waktu tertentu tergantung dari bahan kimianya. Untuk bahan kimia dengan tingkatan mengganggu berkadar sedang, bilaslah selama lima menit. Untuk benda mengganggu dalam tingkatan sedang hingga parah, bilaslah selama setidaknya 20 menit. Untuk benda korosif yang tidak menembus ke bagian dalam mata seperti asam, bilaslah selama 20 menit. Untuk benda korosif yang menembus seperti alkali, bilaslah setidaknya selama 60 menit.[13] 5Carilah segera perhatian medis jika Anda perlu membilas selama lebih dari beberapa menit. Jika benda asing tidak keluar juga dari mata setelah beberapa menit membilasnya, atau jika terdapat juga benda mengganggu dalam tingkatan parah di mata Anda, beritahu orang lain segera. Mintalah seseorang untuk menghubungi pusat informasi keracunan dan segera cari perhatian medis. Iklan 1 Ketahui luka apa yang perlu membuat mata segera dibilas. Dalam sejumlah keadaan, seperti jika Anda terkena zat pencemar atau benda mengganggu yang serius pada mata, Anda tidak perlu menggunakan pembersih mata steril. Sebaliknya, Anda harus berfokus untuk segera mencuci mata secara menyeluruh, lalu mencari pertolongan medis.[14] Sebagai contoh, jika secara tidak sengaja mata Anda tepercik bahan kimia berupa asam, alkali dasar, zat korosif atau benda mengganggu lainnya, hentikan apa yang Anda lakukan dan segera bilas mata Anda dengan air. Ingatlah bahwa sebagian bahan kimia bereaksi secara berlawanan dengan air. Sebagai contoh, sebagian besar logam alkali pada kolom paling kiri di tabel periodik bereaksi keras terhadap air. Jangan membilas bahan kimia ini dengan air. 2 Gunakan wastafel khusus pencuci mata jika tersedia. Sebagian besar tempat yang memungkinkan mata Anda tepercik bahan kimia berbahaya akan dilengkapi dengan wastafel khusus pencuci mata. Jika terdapat benda asing atau bahan kimia pada mata Anda, pergilah segera ke wastafel pencuci mata, lalu Turunkan tuasnya. Tuas akan memiliki tanda berwarna cerah dan mudah ditemukan. Tempatkan wajah Anda di depan mulut saluran air. Mulut ini akan menyemprotkan air ke mata Anda dengan tekanan rendah. Jaga agar mata Anda terbuka selebar mungkin. Gunakan jari-jari Anda untuk menjaga agar mata tetap terbuka saat Anda membilasnya. 3 Bilas mata Anda dengan air yang mengalir dari wastafel. Jika Anda tidak bisa segera menemukan wastafel pencuci mata atau jika Anda berada di tempat yang tidak memiliki wastafel pencuci mata seperti di rumah, Anda bisa menggunakan air yang mengalir dari wastafel Anda. Air keran tidaklah ideal untuk mencuci mata, karena tidak steril seperti air murni yang dipakai di banyak laboratorium. Namun jauh lebih penting untuk membilas bahan kimia dari mata daripada mengkhawatirkan kemungkinan terjadinya infeksi.[15] Untuk mencuci mata menggunakan wastafel Pergilah ke wastafel terdekat dan nyalakan air dingin. Jika airnya sangat dingin, Anda mungkin perlu menyesuaikannya sampai suhunya terasa hangat-hangat kuku. Kemudian, berdirilah condong ke arah wastafel dan semprotkan air ke arah mata Anda yang terbuka. Jika wastafel memiliki keran yang dapat disesuaikan, arahkan langsung ke mata Anda dengan tekanan rendah dan jaga agar mata Anda tetap terbuka menggunakan jari-jari Anda. Bilas mata Anda setidaknya selama 15 hingga 20 menit.[16] 4 Hubungi pusat informasi keracunan untuk meminta saran mengenai iritasi bahan kimia. Setelah mencuci mata, Anda harus menghubungi pusat informasi keracunan di 021 4250767 atau 021 4227875 untuk meminta saran. Jika memungkinkan, mintalah orang lain menghubunginya selagi Anda membilas mata. Lalu carilah segera perhatian medis.[17] Jika mata terkena bahan kimia berbahaya, Anda harus memperoleh perhatian medis sesegera mungkin, bahkan jika mata Anda sudah dibilas. Iklan Peringatan Jangan menyentuh mata dengan jari-jari Anda atau mencoba menggunakan suatu benda atau alat untuk mengeluarkan sesuatu dari mata. Pembersih mata steril atau air merupakan pilihan terbaik untuk mengeluarkan benda asing dari mata Anda. Iklan Artikel Terkait Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda?

benda asing di mata icd 10