Dialogia Dapur" ini berhasil menawarkan gagasan baru terhadap pertunjukan tari, yang tidak melulu menyoal panggung, kostum, makeup, dan unsur-unsur lain dalam sebuah pertunjukan, namun ada yang lebih penting dari itu yaitu bagaimana seorang kurator dan seniman mampu menarasikan konsep dalam fenomena-fenomena yang sangat dekat dengan JenisKritik Seni. Ada 4 jenis kritik seni dimana setiap tipe nya mempunyai ciri khusus masing-masing. 1. Kritik Jurnalistik. Tipe kritik ini ditulis untuk para pembaca surat kabar dan majalah atau disampaikan secara terbuka. Tujuannya memberikan informasi mengenai berbagai peristiwa dalam dunia kesenian. Tujuanpenyusunan modul Guru Pembelajar kelompok kompetensi H ini ialah sebagai berikut. 1. Mengapresiasi karya sastra secara reseptif dan produktif sebagai suatu karya yang berorientasi kepada seni pertunjukan. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Effendi (2002:1). yaitu: (1) keterlibatan jiwa sang apresiator, (2) pemahaman dan Perhatikangamber berikut! Hewan yang berkemba… Dengan Hemat Energi Sama Halnya Kita Dengan Segi Banyak Disebut Juga Gugus Fungsi Formalin Berikut Ini Yang Berperan Sebagai Apresiator Pertunjukan Teater Yaitu Do Mi Ti Lirik Lagu Kebyar Cokelat Harga Cup Kopi Kertas Sw Artinya Di Wa Cara Membuat Barrel O Slime Tanpa Guar Gum Gambar Senjata Menurutensiklopedia, organ berikut ini yang berperan dalam sistem pernapasan yaitu? laring, paru-paru, faring, trakea. Lihat juga kunci jawaban pertanyaan berikut: Berikut ini yang bukan tergolong alat pernapasan adalah? Pada organ paru-paru terdapat semacam gelembung yang disebut dengan? Bagian dari eritrosit yang berperan mengikat oksigen bukti sikap nasionalisme warga negara terhadap negara dapat dilihat dalam. Seni Teater bahasa Inggris theater atau theatre; bahasa Prancis théâtre; bahasa Yunani theatron θέαρον adalah salah satu seni bermain peran drama yang menyajikan cerita kehidupan nyata di atas pentas. Jalan cerita yang disajikan biasanya mengandung pesan moral yang tersirat dan bisa dijadikan pelajaran kehidupan oleh para penonton. Teater adalah cabang kesenian yang lahir pada masa Yunani klasik. Pada masa itu, sekitar 500 tahun SM dimainkan di atas altar oleh pendeta-pendeta dan salah satu adegannya adalah upacara memberi kurban pada dewa. Hingga kemudian bentuk itu berubah pada masa Athena, kurban diganti oleh peran antagonis yang dihukum atas dasar kehendak masyarakat dan mati bagi semua orang. Dalam makna tersebut teater modern Indonesia dipahami secara konseptual teater realis dimulai sejak Usmar Ismail dan Asrul Sani mendirikan ATNI Akademi Teater Nasional Indonesia pada 10 September 1955 di Jakarta. Sejak saat itu, bentuk teater di Indonesia mengalami perubahan yang cukup mendasar dibandingkan dengan bentuk-bentuk tradisionalnya, seperti Randai, Ludruk, Mahyong, Ketoprak, dan Ledhek. Pengertian Seni Teater1. Balthazar Vallhagen2. Moulton3. Anne Civardi4. Harymawan5. Seni Handayani dan Wildan6. Budianta, dkk7. Ferdinand Brunetierre8. Tim Matrix Media Literata9. Wildan10. Anne Civardi11. Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBIJenis-Jenis Seni Teater1. Seni Teater Tradisional2. Seni Teater ModernJenis Teater Berdasarkan Bentuknya1. Teater Boneka2. Drama Musikal3. Teater Dramatik4. Teatrikalisasi Puisi5. Teater GerakBeberapa Fungsi Seni Teater1. Seni Teater Sebagai Ritual atau Upacara2. Seni Teater Sebagai Seni atau Estetik3. Seni Teater Sebagai Hiburan4. Seni Teater Sebagai Media Pendidikan5. Seni Teater Sebagai Media EkspresiUnsur Seni Teater1. Unsur Internala. Naskah atau Skenariob. Pemainc. Sutradarad. Pentase. Propertif. Penataan2. Unsur Eksternala. Staf Produksib. Sutradara/Direkturc. Stage Managerd. Desainere. CrewNilai dan Konsep dalam Seni Teater1. Nilai Seni Teater2. Konsep Seni Teater Seni teater adalah jenis kesenian pertunjukan drama yang dipentaskan di atas panggung. Secara spesifik, seni teater merupakan sebuah seni drama yang menampilkan perilaku manusia dengan gerak, tari, dan nyanyian yang disajikan lengkap dengan dialog dan akting. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, teater mempunyai tiga pengertian, yakni gedung atau ruangan tempat pertunjukan film, sandiwara, dan sebagainya. Selanjutnya, pengertian kedua adalah ruangan besar dengan deretan kursi-kursi ke samping dan ke belakang untuk mengikuti kuliah atau untuk peragaan ilmiah. Pengertian terakhir ialah pementasan drama sebagai suatu seni atau profesi, seni drama, sandiwara, dan drama. Secara etimologis, kata teater dapat diartikan sebagai tempat atau gedung pertunjukan, sedangkan kata teater secara istilah diartikan sebagai segala hal yang dipertunjukkan di atas panggung untuk konsumsi penikmatnya. Berikut ini rangkuman tentang pengertian seni teater menurut ahli 1. Balthazar Vallhagen Teater merupakan seni drama yang melukiskan mengenai sifat serta watak manusia dengan melalui gerakan. 2. Moulton Teater merupakan suatu kisah hidup yang digambarkan atau diilustrasikan di dalam bentuk gerakan atau disebut dengan life presented in action. 3. Anne Civardi Teater merupakan suatu seni drama yang menceritakan mengenai sebuah kisah dengan melalui kata-kata serta gerakan. 4. Harymawan Secara khusus teater mengacu kepada aktivitas melakukan kegiatan dalam seni pertunjukan to act, sehingga tindak-tanduk pemain di atas pentas disebut acting. Istilah acting diambil dari kata Yunani “dran” yang berarti berbuat, berlaku, atau beraksi. Dikarenakan aktivitas beraksi ini, para pemain pria dalam teater disebut actor dan pemain wanita disebut actress. 5. Seni Handayani dan Wildan Teater merupakan suatu bentuk karangan yang berpijak di dua cabang kesenian, yaitu seni sastra serta seni pentas. 6. Budianta, dkk Menurut Budianta, dkk, drama adalah genre sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan secara verbal adanya percakapan atau dialog diantara para tokoh yang ada. 7. Ferdinand Brunetierre Menurut Ferdinand Brunetierre, sebuah drama harus melahirkan sebuah kehendak dengan action atau gerak. 8. Tim Matrix Media Literata Drama adalah bentuk kisahan yang menggambarkan kehidupan dan watak manusia melalui tingkah laku akting yang dipentaskan. 9. Wildan Drama adalah komposisi berdasarkan beberapa cabang seni, sehingga drama dibagi menjadi dua, yaitu drama dalam bentuk teks tertulis dan drama dipentaskan. 10. Anne Civardi Drama adalah sebuah kisah yang diceritakan melalui kata-kata dan gerakan. 11. Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI Pengertian teater ini bisa atau dapat didefinisikan menjadi tiga, di antaranya ialah Gedung atau pun juga ruang tempat pertunjukan film, sandiwara, serta sebagainya. Ruangan besar itu dengan deretan kursi-kursi ke samping, serta ke belakang untuk mengikuti kuliah atau juga untuk peragaan ilmiah. Pementasan drama ialah sebagai suatu seni atau juga profesi; sandiwara, seni drama, drama. Jenis-Jenis Seni Teater 1. Seni Teater Tradisional Teater tradisi banyak mengungkap wacana kearifan lokal, sehingga merupakan sarana pewarisan ilmu hidup atau nilai-nilai kebaikan. Teater bisa menghibur sekaligus berperan sebagai wadah pendidikan moral masyarakat. Teater menjadi sendi penting di dalam membangun harmoni kehidupan bersama, termasuk membiasakan berdampingan dengan orang lain di lapangan yang berbeda suku, bahasa, adat istiadat dan agama saat menonton. Teater tradisi tidak memisahkan antara pelaku dan penonton. Batasnya dikaburkan, sehingga sewaktu-waktu penonton langsung bisa menjadi bagian dari tontonan. Teater tradisi lekat pada ritual, adat, kebiasaan dan kebudayaan lokal termasuk bahasa daerah. Kehidupannya masih bertaut pada konsep paguyuban atau kekeluargaan yang direkat oleh semangat gotong royong. Dalam teater tradisi, seni laku, tari, musik dan seni suara masih bersinergis saling melengkapi. 2. Seni Teater Modern Teater modern mengambil pola barat sebagai referensi. Teater dipisahkan dari tari, seni suara dan musik. Kehadirannya adalah bagian dari produk kesenian yang menuju pada industri. Bentuk teater modern Indonesia yaitu teater modern konvensional, teater modern dengan pembaharuan dan teater modern kontemporer. Teater modern yang konvensional menggunakan konsep, pola dasar, teknik dan penyajiannya tidak berubah dari teater barat hanya disesuaikan dengan alam dan menggunakan bahasa Indonesia. Teater modern dengan pembaharuan adalah teater yang mencoba memasukan unsur-unsur teater tradisional sebagai suatu gaya dalam pementasannya. Seniman-seniman teater mulai mempertanyakan teater modern yang ada. Ada kesadaran baru yang dirasakan bahwa teater modern konvensional masih belum mantap sebagai teater nasional. Masyarakat teater Indonesia sadar bahwa di dalam dirinya ada teater tradisional yang harus dipertahankan. Adapun yang ketiga adalah teater modern yang kontemporer, yaitu teater yang mencoba mendobrak teater konvensional dan teater pembaruan. Seniman mencoba memadukan unsur-unsur yang ada di dunia untuk kepentingan teater. Jenis Teater Berdasarkan Bentuknya Adapun jenis dari seni teater ini di antaranya sebagai berikut 1. Teater Boneka Pertunjukan boneka ini sudah atau telah dilakukan sejak Zaman Kuno. Sisa dari peninggalannya itu ditemukan di makam-makam seperti India Kuno, Mesir, serta Yunani. Boneka ini sering digunakan di dalam menceritakan legenda atau juga kisah-kisah yang sifatnya itu religius keagamaan. Segala macam jenis boneka dimainkan itu dengan cara yang berbeda. Boneka tangan ini dipakai oleh tangan sementara untuk boneka tongkat itu digerakkan itu dengan tongkat yang dipegang dari bawah. Marionette atau juga boneka tali digerakkan dengan cara menggerakkan kayu silang tempat tali boneka tersebut diikatkan. Selain dari itu, contoh dari teater boneka yang cukup populer ialah pada pertujukan wayang kulit. Di dalam pertunjukan wayang kulit, wayang ini dimainkan di belakang layar tipis serta sinar lampu tersebut menciptakan bayangan wayang di layar. Penonton wanita duduk itu kemudian di depan layar, dan menonton bayangannya itu. Sedangkan untuk penonton pria duduk di belakang layar serta juga menonton wayang dengan secara langsung. Selanjutnya, pertujukan Boneka Bunraku berasal dari Jepang itu mampu untuk melakukan banyak sekali gerakan sehingga kemudian diperlukan tiga dalang untuk dapat atau bisa menggerakkannya. Dalang kemudian berpakaian hitam serta duduk persis di depan penonton. Dalang utama kemudian mengendalikan kepala serta juga lengan kanan. Para pencerita bernyanyi serta melantunkan kisahnya. 2. Drama Musikal Drama musikal ini adalah pertunjukan teater yang menggabungkan antara seni tari, musik, serta juga seni peran. Drama musikal ini lebih mengedepankan tiga unsur itu apabila dibandingkan dialog para pemainnya. Kualitas dari pemainnya itu tidak hanya dinilai pada penghayatan karakter dengan melalui untaian kalimat yang diucapkan namun juga dengan melalui keharmonisan lagu serta gerak tari. Disebut sebagai drama musikal disebabkan karna di dalam pertunjukannya yang menjadi latar belakangnya itu merupakan kombinasi antara gerak tari, alunan musik, serta juga tata pentas. Drama musikal yang cukup tersohor yakni kabaret serta opera. Perbedaan dari keduanya ini terletak di jenis musik yang digunakan. Di dalam opera, dialog para tokoh ini dinyanyikan dengan iringan musik orkestra serta juga lagu yang dinyanyikan ialah disebut seriosa. Sedangkan di dalam drama musikal kabaret, jenis musik serta lagu yang dinyanyikan bebas serta biasa saja. 3. Teater Dramatik Istilah dramatik ini digunakan untuk dapat menyebut pertunjukan teater yang dengan berdasarkan pada dramatika lakon yang dipentaskan. Di dalam teater dramatik, perubahan karakter dengan secara psikologis ini sangat diperhatikan. Situasi cerita serta latar belakang kejadian ini dibuat sedetil mungkin. Rangkaian cerita di dalam teater dramatik ini mengikuti alur plot itu dengan ketat. Fokus pertujukan teater dramatik ialah menarik minat serta rasa penonton terhadap situasi cerita yang disajikan. Di dalam teater dramatik, laku aksi pemain ini sangat ditonjolkan. Satu peristiwa atau kejadian berkaitan dengan peristiwa lain kemudian membentuk keseluruhan cerita. Karakter yang disajikan di atas pentas ini ialah karakter tanpa improvisatoris. Teater dramatik ini mencoba mementaskan cerita seperti halnya realita. 4. Teatrikalisasi Puisi Teatrikalisasi puisi ini adalah pertunjukan teater yang dibuat dengan berdasarkan karya sastra puisi. Karya puisi yang biasanya ini hanya dibacakan, di dalam teatrikal puisi dicoba untuk kemudian diperankan di atas pentas. Disebabkan bahan dasarnya ialah puisi maka teatrikalisasi puisi ini lebih mengedepankan estetika puitik di atas pentas. Gaya akting para pemain biasanya memiliki sifat teatrikal. Tata panggung serta blocking dirancang itu sedemikian rupa untuk dapat menegaskan makna puisi yang dimaksud. Untuk teatrikalisasi puisi ini akan memberikan kesempatan bagi para seniman supaya bisa atau dapat mengekspresikan seluruh ide kreativitasnya itu di dalam menerjemahkan atau mengartikan makna dari suatu puisi itu ke dalam tampilan dari suatu lakon serta juga tata artistik pada atas pentas. 5. Teater Gerak Teater gerak ini adalah suatu pertunjukan teater yakni dengan unsur utamanya ialah gerak serta juga ekspresi wajah para pemainnya. Di dalam pementasannya, penggunaan dialog ini sangat minimal atau juga bahkan dihilangkan ialah seperti dalam pertunjukan pantomim klasik. Seiring itu dengan perkembangannya, pemain teater ini bisa atau dapat bebas bergerak itu dengan mengikuti suasana hati untuk khusus karakter tertentu bahkan lepas dari karakter tokoh ini dasarnya untuk dapat menarik minat penikmat. Dari kebebasan ekspresi gerak inilah suatu gagasan mementaskan pertunjukan itu dengan berbasis gerak dengan secara mandiri muncul. Teater gerak yang paling populer serta juga bertahan sampai saat ini disebut dengan pantomim. Merupakan sebuah pertunjukan yang sunyi ini disebabkan oleh karna tidak menggunakan suara, pantomim tersebut mencoba untuk mengungkapkan ekspresinya itu dengan melalui tingkah laku gerak serta juga mimik dari para pemainnya. Makna pesan yang hendak direalisasikan pada pertunjukkan itu dalam bentuk gerak. Beberapa Fungsi Seni Teater 1. Seni Teater Sebagai Ritual atau Upacara Di dalam fungsi ritualnya, suatu peristiwa teater menjadi ajang penjelasan, penghayatan dan pengukuhan nilai-nilai kepercayaan atau agama yang dianut oleh masyarakat yang melaksanakannya. Sampai sekarang pada berbagai teater etnik unsur-unsur upacara tetap menonjol dengan dibicarakannya mantra-mantra, disediakannya sajen serta tindak upacara yang dilakukan baik oleh dalang maupun oleh pihak lain yang tidak terlibat langsung dalam pertunjukan. 2. Seni Teater Sebagai Seni atau Estetik Di dalam peristiwa teater suatu masyarakat bukan saja mengungkapkan pikiran, perasaan, kecemasan, harapan dan sebagainya, akan tetapi juga menikmati bentuk-bentuk pengungkapan itu. Dalam peristiwa seperti itu, suatu masyarakat tidak hanya merasa puas dengan telah dapat mengungkapkan pengalamannya, akan tetapi mereka juga merasa puas atau tidak puas dalam hubungan dengan bentuk-bentuk ungkapan yang mereka gunakan. 3. Seni Teater Sebagai Hiburan Dalam hubungan ini seni teater memenuhi keperluan masyarakat akan pengalaman yang berbeda dengan pengalaman mereka sehari-hari. Bahkan kadang-kadang memenuhi keperluan bagi masyarakat yang ingin melepaskan diri atau melarikan diri dari persoalan kehidupan mereka sehari-hari. 4. Seni Teater Sebagai Media Pendidikan Teater ialah seni kolektif, di dalam artian teater ini tidak dikerjakan dengan secara individual. Melainkan untuk mewujudkannya itu kemudian diperlukan kerja tim yang harmonis. Apabila suatu teater ini dipentaskan, diharapkan pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh penulis serta juga pemain itu tersampaikan kepada banyak penonton. Dengan melalui pertunjukan tersebut biasanya manusia kemudian akan lebih mudah mengerti nilai baik buruk kehidupan apabila dibandingkan itu hanya membaca lewat sebuah cerita. 5. Seni Teater Sebagai Media Ekspresi Teater ini ialah salah satu bentuk seni dengan fokus utama pada laku serta dialog. Berbeda dengan seni musik yang menitikberatkan pada aspek suara serta juga seni tari yang menitikberatkan pada keselarasan gerak serta juga irama. Di dalam praktiknya, Seniman teater tersebut kemudian akan mengekspresikan seninya di dalam bentuk gerakan tubuh serta juga ucapan-ucapan. Unsur Seni Teater Unsur yang ada di dalam seni teater dibedakan menjadi dua, yaitu 1. Unsur Internal Unsur internal ini adalah unsur yang menyangkut mengenai keberlangsungan pementasan dalam suatu teater. Tanpa adanya unsur internal internal maka tidak akan terdapat suatu pementasan teater. Oleh sebab itu, unsur internal dikatakan sebagai jantungnya sebuah pementasan teater. Unsur internal ini sebagai berikut a. Naskah atau Skenario Naskah atau juga Skenario berisi kisah itu dengan nama tokoh serta dialog nantinya akan dipentaskan. Naskah ini menjadi salah satu penunjang yang menyatukan segala macam unsur yang ada diantaranya pentas, pemain, kostum dan sutradara. b. Pemain Pemain addalah salah satu unsur yang paling penting di dalam sebuah pertunjukan teater. Pemain memiliki peran di dalam menghasilkan beberapa unsur lain, ialah seperti unsur suara serta gerak. Terdapat tiga jenis pemain, di antaranya peran utama protagonis/antagonis, peran pembantu serta juga peran tambahan atau figuran. Di dalam film atau juga sinetron, pemain ini biasanya disebut juga dengan Aktris untuk perempuan, serta Aktor untuk laki-laki. c. Sutradara Sutradara ini adalah salah satu unsur yang paling sentral, disebabakan karna sutradara ini ialah orang yang memimpin serta juga mengatur sebuah teknik pembuatan atau juga pementasan teater. Sutradara ini menjadi otak dari alur dari sebuahcerita, misalnya seperti ialah menciptakan ide atau pemikiran mengenai pentas yang nanti akan digunakan mengarahkan semua aktor, membedah naskah, serta lain sebagainya. d. Pentas Pentas ini merupakan salah satu unsur yang mampu untuk bisa atau dapat menghadirkan nilai estetika dari sebuah pertunjukan. Selain dari itu, pentas tersebut menjadi unsur penunjang pertunjukkan yang di dalamnya itu terdapat tata lampu, properti, serta juga beberapa dekorasi lain yang berkenaan dengan suatu pentas. e. Properti Properti ini ialah sebuah perlengkapan yang diperlukan di dalam pementasan teater, seperti kursi, meja, robot, hiasan ruang, dekorasi, serta lain sebagainya. f. Penataan Seluruh pekerja yang terkait itu dengan pementasan teater, antara lain sebagai berikut Tata rias ini merupakan cara mendandani pemain di dalam memerankan tokoh teater supaya lebih sesuai itu dengan karakter yang akan diperankan; Tata busana ini ialah pengaturan pakaian pemain supaya mendukung keadaan yang menghendaki. Contohnya pakaian yang dikenakan anak sekolahan itu tentu akan berbeda dengan pakaian harian yang dikenakan pembantu rumah tangga; Tata lampu ini ialah pencahayaan di panggung; Tata suara ini ialah pengaturan pengeras suara. 2. Unsur Eksternal Unsur eksternal merupakan unsur selanjutanya yang mengurus mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan hal-hal yang akan dibutuhkan atau diperlukan di dalam sebuah pementasan. Unsur eksternal ini di antaranya sebagai berikut a. Staf Produksi Staf produksi ini merupakan sekelompok tim atau individual yang berkenaan itu dengan pimpinan produksi sampai seluruh bagian yang terdapt di bawahnya. Adapun tugas dari tiap-tiap dari mereka di antaranya sebagai berikut Produser/pimpinan produksi; Mengurus semua hal tentang produksi; Menetapkan anggaran biaya, fasilitas, program kerja personal petugas, dan lain sebagainya. b. Sutradara/Direktur Tugas dari sutradara di antaranya sebagai berikut Pembawa sekaligus pengarah jalannya naskah; Koordinator semua pelaksanaan yang menyangkut pementasan; Mencari dan menyiapkan aktor; Mengatur segala sesuatu yang nanti dipegang oleh bagian desainer dan juga para kru; Menyiapkan make up. c. Stage Manager Tugas dari stage manager di antaranya sebagai berikut Pemimpin dan penanggung jawab panggung; Membantu sutradara. d. Desainer Tugas dari desainer di antaranya sebagai berikut Menyiapkan segala macam aspek visual yang menyangkut, seperti menyiapkan properti. Mengatur suasana atau juga tempat atau pun juga perlengkapan kostum, tata lampu pementasan, serta juga pencahayaan, serta perlengkapan pendukung lainnya seperti, audio. e. Crew Crew ini ialah pemegang divisi dari setiap sub yang dipegang bagian desainer, di antaranya sebagai berikut Bagian pentas/tempat; Bagian tata lampu lighting; Bagian perlengkapan serta tata musik; Nilai dan Konsep dalam Seni Teater Nilai dan konsep yang ada di dalam seni teater ini sebagai berikut 1. Nilai Seni Teater Dalam pementasan sebuh teater banyak nilai yang dapat atau bisa diserap oleh penikmatnya. Nilai-nilai yang terkandung di dalam seni teater antara lain Nilai didik; Nilai sejarah; Nilai budaya; Nilai religius. 2. Konsep Seni Teater Konsep dasar dari seni teater terdiri atas dua aspek, di antaranya aspek apresiasi dan kreasi. Namun, disebabkan karna keterbatasan SDM aspek yang lebih sering diajarkan berhubung dengan aspek apresiasi yang seharusnya aspek kreasi ini lebih dikedepankan. Seni teater meliputi keterampilan olah pikir, olah rasa, olah suara dan olah tubuh, yang di dalam pementasannya tersebut memadukan seni peran, seni rupa, seni gerak,seni sastra, seni tari, dan seni musik. Demikianlah penjelasan mengenai Pengertian, Ciri, Fungsi, dan Jenis Seni Teater. Semoga apa yang diuraikan dapat bermanfaat untuk kalian. Terima kasih. ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien - Seni peran teater tradisional adalah jenis teater yang berkembang di berbagai suku bangsa Indonesia. Perkembangannya itu dengan menggunakan kaidah dan pola pementasan yang bersumber dari estetika asli budaya Indonesia. Menurut buku Menjadi Bintang karya Eddie Karsito, semula seni peran dikenal dengan seni drama. Seni peran juga dikenal dengan sandiwara atau seni tradisi. Istilah "sandiwara" diambil dari bahasa Jawa, yaitu sandi dan warah yang diartikan sebagai pembelajaran warah, diam-diam, dan rahasia sandi. Munculnya seni peran tradisional di Indonesia ditandai dengan adanya Sandiwara Keliling, Randai dan Bakaba Sumatera, Tarling, Topeng Cirebon. Selain itu, juga ada Ludruk, Ketoprak, Gatoloco, dan Wayang Orang Jawa. Lantas, apa saja karakteristik teater tradisional? Karakteristik teater tradisional Dilansir dari buku Seni Budaya SMP/MTs Kelas VIII Semester 1, pertunjukan seni peran teater tradisional dilakukan atas dasar tata cara dan pola yang diikuti secara tradisional turun temurun atau pengalaman pentas generasi tua pendahulu. Kemudian, dialihkan atau dilanjutkan ke generasi muda generasi penerus, mengikuti, serta setia kepada pakem yang sudah ada. Pementasan teater tradisional dilakukan di alam terbuka atau di pendopo yang penontonnya dapat melihat dari berbagai sisi yang terbuka. Teater tradisional diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu 1. Teater rakyat Ciri teater rakyat yaitu improvisasi, sederhana, spontan, dan menyatu dengan kehidupan rakyat. Contoh-contoh teater rakyat Makyong dan Mendu dari daerah Riau dan Kalimantan Barat Randai dan Bakaba dari Sumatra Barat Mamanda dan Bapangdung dari Kalimantan Selatan Arja, Topeng Prembon, dan Cepung dari Bali Ubrug, Banjet, Longser, Topeng Cirebon, Tarling dan Ketuk Tilu dari Jawa Barat Ketoprak, Srandul, Jemblung, Gatoloco dari Jawa Tengah Kentrung, Ludruk, Ketoprak, topeng Malang, Reog dan Jemblung dari Jawa Timur Cekepung dari Lombok Dulmuluk dan Sumatra selatan dan Sinrili dari Sulawesi Selatan Lenong, Blantek, dan Topeng Betawi dari Jakarta 2. Teater klasik Munculnya teater klasik bermula dari lingkungan keraton. Hal ini yang menyebabkan karakter teater klasik sudah mapan atau segala sesuatunya sudah teratur, dengan cerita, pelaku yang terlatih, gedung pertunjukan yang memadai dan tidak lagi menyatu dengan kehidupan rakyat penontonnya. Tidak hanya itu, teater klasik juga memiliki sifat feodalistik. Contoh teater klasik; Wayang Kulit, Wayang Orang, Wayang Golek. Unsur cerita dalam teater klasik bersifat statis, tapi memiliki daya tarik. Diperlukan kreativitas seorang dalang atau pelaku teater klasik untuk dapat menghidupkan lakon dalam pertunjukan. 3. Teater transisi Teater transisi adalah teater yang bersumber dari teater tradisional tapi gaya penyajiannya sudah dipengaruhi oleh teater barat, contoh teater transisi Komidi stambul; Sandiwara dardanela; Sandiwara srimulat; Sandiwara Miss Cicih. Ciri dan fungsi teater tradisional 1. Ciri-ciri teater tradisional Cerita tanpa naskah dan digarap berdasarkan peristiwa sejarah, dongeng, mitologi, atau kehidupan sehari-hari. Penyajian dengan dialog, tarian, dan nyanyian. Nilai dan laku dramatik dilakukan secara spontan dan dalam satu adegan terdapat dua unsur emosi sekaligus, yaitu tertawa dan menangis. Pertunjukan mempergunakan tetabuhan atau musik tradisional. Penonton mengikuti pertunjukan secara santai dan akrab bahkan terlibat dalam pertunjukan dan berdialog langsung dengan pemain. Mempergunakan bahasa daerah. Tempat Pertunjukan terbuka dalam bentuk arena dikelilingi penonton. Unsur lawakan selalu muncul. 2. Fungsi teater tradisional Pemanggil kekuatan gaib. Menjemput roh-roh pelindung untuk hadir di tempat terselenggaranya pertunjukanUnsur lawakan selalu muncul. Memanggil roh-roh baik untuk mengusir roh-roh jahat. Peringatan pada nenek moyang dengan mempertontonkan kegagahan maupun kepahlawanannya. Pelengkap upacara sehubungan dengan peringatan tingkat-tingkat hidup seseorang seperti keberhasilan menempati jabatan kemasyarakatan, atau adat. Pelengkap upacara untuk saat-saat tertentu dalam siklus waktu. Upacara kelahiran, kedewasaan, dan kematian. Sebagai media hiburan. Fungsi hiburan ini yang lebih menonjol di kalangan teater rakyat. Baca juga Proses Perancangan Pementasan Seni Teater Tradisional Ada 5 Tahap Apa Itu Seni Teater Pengertian, Jenis dan Aspeknya Hari Teater Sedunia 27 Maret & Cara Memperingatinya di Masa Pandemi - Pendidikan Kontributor Ega KrisnawatiPenulis Ega KrisnawatiEditor Alexander Haryanto Teater Inggris theater atau theatre; Prancis théâtre; bahasa Yunani theatron θέαρον adalah salah satu seni bermain peran drama yang menyajikan cerita kehidupan nyata di atas pentas. Jalan cerita yang disajikan biasanya mengandung pesan moral yang tersirat dan bisa dijadikan pelajaran kehidupan oleh para penonton.[1] Pementasan teater di Gedung Kesenian Rumentang Siang Kota Bandung. Teater adalah cabang kesenian yang lahir pada masa Yunani klasik. Pada masa itu, sekitar 500 tahun SM dimainkan di atas altar oleh pendeta-pendeta dan salah satu adegannya adalah upacara memberi kurban pada dewa. Hingga kemudian bentuk itu berubah pada masa Athena, kurban diganti oleh peran antagonis yang dihukum atas dasar kehendak masyarakat dan mati bagi semua orang. Dalam makna tersebut teater modern Indonesia dipahami secara konseptual teater realis dimulai sejak Usmar Ismail dan Asrul Sani mendirikan ATNI Akademi Teater Nasional Indonesia pada 10 September 1955 di Jakarta. Sejak itu bentuk teater di Indonesia mengalami perubahan yang cukup mendasar dibandingkan dengan bentuk-bentuk tradisionalnya, seperti Randai, Ludruk, Mahyong, Ketoprak, dan Ledhek.[2] - Seni teater disebut juga seni pertunjukan yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi, dan rupa yang dijalin dalam sebuah cerita pergulatan tentang kehidupan manusia. Teater sendiri berasal dari bahasa Yunani, theatron yang artinya tempat atau gedung pertunjukan. Dalam perkembangannya, kata teater memiliki arti yang lebih luas dan diartikan sebagai segala hal yang dipertunjukan di depan orang banyak. Seni teater bisa diartikan segala keseluruhan yang mencakup gedung, pekerja pemain dan kru panggung, sekaligus kegiatannya isi pementasan atau peristiwanya. Ada juga pihak yang mengartikan seni teater sebagai semua jenis dan bentuk tontonan, baik di panggung maupun arena terbuka. Peristiwa tontonan mencakup tiga kekuatan, yaitu pekerja, tempat, dan komunitas penikmat atau penonton, serta terdiri dari tiga unsur, yaitu kebersamaan, saat, dan tempat, sehingga peristiwa itu disebut sebagai teater. Mengutip modul Seni Budaya Kelas VIII 2016, pada pelaksanaannya, seni teater memang selalu membutuhkan banyak orang. Teater dikenal sebagai seni kolektif, satu dengan yang lain saling membutuhkan. Unsur-Unsur Seni Teater Mengutip modul Penerapan Teater 2017, unsur-unsur di dalam seni teater ada dua yaitu dari dalam dan dari luar. Akan tetapi, unsur inti dari teater yaitu 1. Naskah atau SkenarioNaskah berisi dialog atau kisah yang akan dipentaskan dan yang akan diperankan oleh seseorang, untuk kemudian dipentaskan. Dari naskah seorang sutradara dapat menentukan kondisi dalam cerita, setting tempat, karakter tokoh, kostum, dan tata pentas. 2. PemainPemain adalah seseorang yang memainkan peran seorang tokoh yang terdapat dalam naskah. Pemain merupakan unsur yang sangat penting dalam pementasan. Ada tiga jenis pemain yaitu, peran utama, peran pembantu dan peran figuran. Namun ketiga pemain ini sama-sama memiliki arti penting dan juga menentukan sukses dan tidaknya sebuah pementasan. 3. SutradaraSutradara adalah orang yang memimpin atau mengatur pembuatan atau pementasan teater. Sutradara menjadi otak dari jalannya cerita, sekaligus tempat bertanya semua anggota yang terlibat dalam pembuatan teater tersebut, misalnya mengarahkan para aktor, membedah naskah, menciptakan ide-ide tentang pentas yang akan digunakan dan lain-lain. 4. PentasPentas adalah salah satu unsur yang mampu menghadirkan nilai estetika dari sebuah pertunjukan. Selain itu, pentas menjadi unsur penunjang pertunjukkan yang di dalamnya terdapat properti, tata lampu, dan beberapa dekorasi lain yang berkaitan dengan pentas. 5. PropertiProperti merupakan sebuah perlengkapan yang diperlukan dalam pementasan teater, seperti kursi, meja, robot, hiasan ruang, dekorasi, dan lain sebagainya. 6. PenataanSeluruh pekerja yang terkait dengan pementasan teater, antara lain Tata rias adalah cara mendandani pemain dalam memerankan tokoh teater agar lebih sesuai dengan karakter yang akan diperankan. Tata busana adalah pengaturan pakaian pemain agar mendukung keadaan yang menghendaki. Contohnya pakaian yang dikenakan anak sekolahan tentu akan berbeda dengan pakaian harian yang dikenakan pembantu rumah tangga. Tata lampu adalah pencahayaan dipanggung. Tata suara adalah pengaturan pengeras suara. Fungsi Seni Teater Peranan seni teater telah mengalami pergeseran seiring dengan berkembangnya teknologi. Seni teater tidak hanya dijadikan sebagai sarana upacara maupun hiburan, namun juga sebagai sarana pendidikan. Sebagai seni, teater tidak hanya menjadi konsumsi masyarakat sebagai hiburan semata, namun juga berperan dalam nilai afektif masyarakat. Adapun beberapa fungsi seni teater, di antaranya meliputi 1. Teater sebagai Sarana UpacaraTeater yang berfungsi untuk kepentingan upacara tidak membutuhkan penonton karena penontonnya adalah bagian dari peserta upacara itu sendiri. Di Indonesia seni teater yang dijadikan sebagai sarana upacara dikenal dengan istilah teater tradisional. 2. Teater sebagai Media EkspresiTeater merupakan salah satu bentuk seni dengan fokus utama pada laku dan dialog. Berbeda dengan seni musik yang mengedepankan aspek suara dan seni tari yang menekankan pada keselarasan gerak dan irama. Dalam praktiknya, seniman teater akan mengekspresikan seninya dalam bentuk gerakan tubuh dan ucapan-ucapan. 3. Teater sebagai Media HiburanDalam perannya sebagai sarana hiburan, sebelum pementasannya sebuah teater itu harus dengan persiapkan dengan usaha yang maksimal. Sehingga harapannya penonton akan terhibur dengan pertunjukan yang digelar. 4. Teater sebagai Media PendidikanTeater adalah seni kolektif, dalam artian teater tidak dikerjakan secara individual, melainkan untuk mewujudkannya diperlukan kerja tim yang harmonis. Jika suatu teater dipentaskan diharapkan pesan-pesan yang ingin diutarakan penulis dan pemain tersampaikan kepada penonton. Melalui pertunjukan biasanya manusia akan lebih mudah mengerti nilai baik buruk kehidupan dibandingkan hanya membaca lewat sebuah juga Apa Itu Seni Teater Pengertian, Jenis dan Aspeknya Pengertian Drama Musikal Sebagai Seni Teater Unsur & Ciri-cirinya Bagaimana Langkah-Langkah Membentuk Tim Pementasan Teater Modern? - Pendidikan Penulis Maria UlfaEditor Addi M Idhom - Teater kontemporer merupakan salah satu dari jenis seni teater yang mengandung unsur kekinian. Pertunjukan seni teater kontemporer merupakan salah satu bagian dari seni teater yang tak banyak muncul dipermukaan. Dikutip dari jurnal Estetika Struktur dan Estetika Tekstur Pertunjukan Teater Wayang Padang 2015 karya Wisran Hadi, teater kontemporer atau teater modern terkini adalah teater yang banyak mengadakan pencarian-pencarian bentuk yang berbeda dengan teater perbandingan, pengalaman dan pengetahuan dalam teater, baik teater tradisi, teater barat ataupun teater Asia. Para teaterawan yang kreatif mencoba mencari dan menggali “jiwa” atau “esensi” teater itu sendiri. Hampir serupa dengan jalur kedua, namun lebih banyak melakukan pencarian bentuk dan pengungkapannya juga baru sama sekali, sehingga pencapaian kreatifnya semakin tinggi. Kadang-kadang teater menjadi “asing” dan sulit dimengerti oleh masyarakat banyak. Seperti halnya cabang seni lainnya, teater kontemporer merupakan inovasi dari teater modem yang berkiblat pada teater klasik yang mapan dan dianggap statis. Pemikiran teater kontemporer berangkat dari permasalahan yang ada pada masyarakat kebanyakan. Baca juga Penjelasan dan Sejarah Seni Teater Nusantara Tema yang sering muncul adalah tema tentang kepedulian terhadap masalah-masalah yang terjadi pada masyarakat. Teater kontemporer merupakan konsep aktualisasi diri manusia dan penghargaan atas manusia lebih dari sekedar obyek kehidupan agar dapat kembali berdaya secara kreatif dan lebih cerdas. Sehingga dari pementasan teater kontemporer diharapkan dapat menjadi alat refleksi dari perkembangan masyarakat yang sedang berlangsung. Dikutip dari buku Apresiasi Sastra Indonesia 2015 karya Dina Gasong, teater kontemporer Indonesia mengalami perkembangan yang sangat membanggakan. Sejak munculnya eksponen 70 dalam seni teater, kemungkinan ekspresi artistik di kembangkan gaya khas seniman masing-masing. Baca juga Seni Teater Pengertian, Sejarah, Unsur dan Jenisnya Ciri teater kontemporer Melansir Jacob Sumarjo 1992 dalam buku Perkembangan Teater Modern dan Sastra Drama Indonesia, teater kontemporer di Indonesia mempunyai ciri sebagai berikut Bercirikan pada teater puitis yang dinamik, energik, bebas, dan tidak mempunyai bentuk yang baku Unsur humor yang menonjol Masuknya unsur-unsur teater rakyat tradisional etnik Berdasarkan pada pendapat Sapardi Djoko Damono bahwa latar belakang yang diambil kebanyakan adalah kehidupan para kaum gelandangan atau kaum underdog yang diperlakukan sebagai intelektual Bersifat simbolik dari keseluruhan pentas Dominasi sutradara yang paling menonjol dan bukan aktor Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

berikut ini yang berperan sebagai apresiator pertunjukan teater yaitu